Dulu…. tidak pernah mengerti mengapa.
Dulu…. tidak pernah tau apa yang kau rasakan, apa yang sungguh-sungguh kau perjuangkan.
Dulu…. Tidak pernah tau letih yang kau sembunyikan, perih yang diam-diam kau simpan.
Masih kuingat saat kau mengayunku di ayunan, meski letih sepulang dari kerjamu.
Masih terlintas tatapan penuh keyakinanmu saat melepasku dengan sepeda roda dua ku.
Masih kusimpan kenangan indah saat kau mengantarku ke sekolah setiap hari dengan sepeda motormu.
Masih ku dengar doa mu setiap kali ku mencium tanganmu
Masih ku kenang semua itu Ayah..
Sekarang….. baru ku tau betapa besar cintamu, betapa ingin kau mewujudkan semua impianku, cita-citaku atau sekedar permintaan sederhana dariku.
Sekarang…… baru ku tau segala rasa yang kau simpan dulu menggambarkan betapa keras usahamu memperjuangkan kebahagian bagi kami.
Sekarang….. baru kusadari betapa beruntungnya diriku.
Tentu bukan hal yang mudah bagimu membawa semua kebahagiaan yang telah kami rasakan kini. Berjuta tetesan peluh menyertai setiap usahamu.
Tiap detik dan jengkal langkah yang kau tempuh menjadi saksi pengorbananmu.
Apa yang sanggup kulakukan untuk membalas semua itu……
Walau tak sepatah kata permintaan balasan darimu.
Terbayang jelas sosok bersahaja,
Walaupun sang waktu tak mampu melunturkan semangat juangmu.
Semangat mewujudkan segala asa dan cita bagi keluarga tercinta.
Walaupun dunia kini memisahkan kita,masih dapat kurasakan hangat cintamu dan keteduhan doamu yang selalu menyertai langkahku.
Dalam hening sepi ku merindukanmu, andai dapat selalu menemanimu.
Dalam kesendirianku tangan bertengadah, hati penuh khusyuk memanjatkan sebaris doa untukmu Ayahku….
Kiranya Tuhan akan selalu menjagamu untukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar