Selasa, 15 Maret 2011

Makna Dua Kalimat Syahadat (Syahadatain)

MAKNA SYAHADAT "LAA ILAAHA ILLALLAH"

Makna syahadat "laa ilaaha illallah" adalah meyakini bahwa tidak ada yang berhak mendapatkan ibadah kecuali Allah, konsisten dengan pengakuan itu dan mengamalkannya. "Laa ilaha" menolak keber-hak-an untuk diibadahi pada diri selain Allah, siapapun orangnya. Sedangkan "illallah" merupakan penetapan bahwa yang berhak diibadahi hanyalah Allah. Sehingga makna kalimat ini adalah "la ma’buda haqqun illallah" atau tidak ada sesembahan yang benar selain Allah. Sehingga keliru apabila la ilaha illallah diartikan tidak ada sesembahan/tuhan selain Allah, karena ada yang kurang. Harus disertakan kata ‘yang benar’ karena pada kenyataannya sesembahan selain Allah itu banyak. Dan kalau pemaknaan ‘tidak ada sesembahan selain Allah’ itu dibenarkan maka itu artinya semua peribadahan orang kepada apapun disebut beribadah kepada Allah, dan tentu saja ini adalah kebatilan yang sangat jelas.

Kalimat syahadat ini telah mengalami penyimpangan penafsiran di antaranya adalah :

- Pemaknaan laa ilaaha illalah dengan ‘la ma’buda illallah’ tidak ada sesembahan selain Allah, hal ini jelas salahnya karena faktanya yang disembah oleh manusia tidak hanya Allah namun beraneka ragam.

- Pemaknaan laa ilaaha illallah dengan ‘la khaliqa illallah’ tidak ada pencipta selain Allah. Makna ini hanya bagian kecil dari kandungan la ilaha illallah dan bukan maksud utamanya. Sebab makna ini hanya menetapkan tauhid rububiyah dan itu belumlah cukup.

- Pemaknaan la ilaha illallah dengan ‘la hakimiyata illallah’ tidak ada hukum kecuali hukum Allah, maka inipun hanya sebagian kecil maknanya bukan tujuan utama dan tidak mencukupi.

Sehingga penafsiran-penafsiran di atas adalah keliru. Hal ini perlu diingatkan karena kekeliruan semacam ini telah tersebar melalui sebagian buku yang beredar di antara kaum muslimin. Sehingga penafsiran yang benar adalah sebagaimana yang sudah dijelaskan yaitu : ‘la ma’buda haqqun illallah’ tidak ada sesembahan yang benar selain Allah.

MAKNA "MUHAMMAD RASULULLAH"


Sedangkan makna syahadat anna Muhammadar rasulullah adalah mengakui secara lahir dan batin bahwa beliau adalah hamba dan utusan-Nya yang ditujukan kepada segenap umat manusia dan harus disertai sikap tunduk melaksanakan syari’at beliau yaitu dengan membenarkan sabdanya, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya dan beribadah kepada Allah hanya dengan tuntunannya.

RUKUN DAN SYARAT-SYARAT


"La ilaha illallah" terdiri dari dua rukun : nafi/penolakan, yaitu yang terkandung di dalam la ilaha dan itsbat/penetapan, yaitu yang terkandung dalam illallah. Maka dengan la ilaha dihapuslah segala bentuk kesyirikan dan mengharuskan mengingkari segala sesembahan selain Allah. Sedangkan dengan illallah maka ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah dan harus tunduk melaksanakannya. Ayat-ayat yang mengungkapkan dua rukun ini banyak, di antaranya adalah firman Allah tentang ucapan Nabi Ibrahim (yang artinya),

“Sesungguhnya aku berlepas diri dari semua sesembahan kalian, selain (Allah) yang telah menciptakan diriku.” (QS. az-Zukhruf : 26).

Sedangkan rukun syahadat "anna Muhammad rasulullaah" ada dua yaitu ; pernyataan bahwa beliau adalah hamba Allah dan sebagai rasul-Nya. Beliau adalah hamba, maka tidak boleh diibadahi dan diperlakukan secara berlebihan. Dan beliau adalah rasul maka tidak boleh didustakan ataupun diremehkan. Beliau membawa berita gembira dan peringatan bagi seluruh umat manusia.

Syarat-syarat "laa ilaaha illallah" adalah :

- Mengetahui maknanya, lawan dari bodoh
- Meyakininya, lawan dari ragu-ragu
- Menerimanya, lawan dari menolak
- Tunduk kepadanya, lawan dari membangkang
- Ikhlas dalam beribadah, lawan dari syirik
- Jujur dalam mengucapkannya, lawan dari dusta
- Mencintai isinya dan tidak membencinya

Syarat-syarat "anna Muhammadar rasulullah" adalah :

- Mengakui risalahnya secara lahir dan batin
- Mengucapkan dan mengakuinya dengan lisan
- Mengikutinya, yaitu dengan mengamalkan kebenaran yang beliau bawa dan
meninggalkan kebatilan yang beliau larang
- Membenarkan beritanya, baik yang terkait dengan perkara gaib di masa silam atau
masa depan
- Mencintai beliau lebih dalam daripada kecintaan terhadap diri sendiri, harta, anak,
orang tua dan seluruh umat manusia
- Menjunjung tinggi sabdanya di atas semua ucapan manusia dan mengamalkan
sunah/tuntunannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar