KETAHUILAH! bahwa dien ini hanya tegak di atas pundak orang-orang yang memiliki ‘azam yang kuat. Ia tidak akan tegak di atas pundak orang-orang yang lemah dan suka berhura-hura, TIDAK AKAN PERNAH!!
Dien yang agung ini hanya akan tegak di pundak orang-orang yang agung pula. Tanggung jawab besar yang sempat dienggani oleh langit dan bumi, pasti hanya akan dipikul oleh ahlinya, rijalnya.
BAGAIMANA MUNGKIN ISLAM AKAN TEGAK tanpa ‘azam seteguh ‘azam Anas bin Nadlar yang pernah berkata, “Sekiranya Allah memberi kesempatan kepadaku untuk memerangi orang-orang musyrik, niscaya Dia akan melihat apa yang aku lakukan.”
Lalu ia mengikuti perang uhud, berperang, dan gugur di sana. Pada tubuhnya didapati lebih dari 80 luka bekas anak panah, pedang, dan tombak. Tubuhnya terkoyak tak terkenali lagi. Hanya saudara perempuannya yang mengenalinya, dari jari-jemarinya.
BAGAIMANA MUNGKIN ISLAM AKAN TEGAK dan kembali jaya dan mulia tanpa ‘azam sekokoh ‘azam Abu Bakar ash-Shiddiq saat terjadi gerakan murtad massal. Saat itu, ia yang telah lanjut usia dan sangat gampang menangis, dengan ketegaran batu karang berkata, “Demi Allah, aku akan memerangi siapa pun yang memisahkan antara shalat dan zakat. Sesungguhnya zakat adalah hak harta. Demi Allah sekiranya mereka tidak membayarkan satu iqal yang mereka bayarkan kepada Rasulullah niscaya aku akan benar-benar memerangi mereka karenanya.”
Ia juga berkata, “Demi Allah yang tiada Ilah yang haq selain Dia, kalaupun anjing-anjing menyeret kaki istri-istri Rasulullah saw, aku tidak akan menarik mundur pasukan yang telah diberangkatkan oleh Rasulullah dan aku pun tidak akan melipat panji yang telah dikibarkan oleh Rasulullah ”
BAGAIMANA MUNGKIN ISLAM AKAN TEGAK dan kembali mendapatkan kemuliaan dan ‘izzahnya tanpa tekad baja seperti tekad Mush’ab bin ‘Umair. Tekad yang membuatnya meninggalkan kehidupan masa muda, masa hura-hura , menuju kehidupan yang keras, fakir, dan bersahaja. Tekad yang telah menjadikan Mush’ab sebagai pintu masuk Islamnya kebanyakan penduduk Madinah.
Bahkan Anda akan merasakan bahwa Mush’ab adalah seorang pemilik tekad, sampai di saat kematiannya! Ia yang memegang panji dalam perang Uhud, tangan kanannya terputus, sehingga ia memegangnya dengan tangan kiri. Tangan kirinya pun terputus, maka ia memegang panji dengan kedua lengannya. Dalam keadaan seperti itu, Ibnu Qum’ah ~yang terlaknat~ menyabetkan pedangnya, dan Mush’ab pun gugur, semoga Allah merahmatinya. Bahkan lagi, mungkin Anda akan merasakan betapa tekad Mush’ab melekat erat padanya. Mush’ab, seorang pemuda perlente … para sahabat tidak mendapati kain yang cukup untuk mengkafaninya selain secarik kain, jika bagian atasnya ditutup akan tampaklah kakinya, dan jika kakinya yang ditutup akan tampaklah kepalanya! Maka Rasulullah saw memerintahkan mereka supaya menutup bagian kepalanya, dan menutupi kedua kakinya dengan rumput idzkhir.
BAGAIMANA MUNGKIN ISLAM AKAN TEGAK dan kembali mendapatkan kemuliaan dan ‘izzahnya tanpa tekad baja seperti tekad Shalahuddin al-Ayyubi. Tekad yang telah memporak-porandakan pasukan salib di Hithin dan mengembalikan ummat Islam kepada aqidah yang benar… setelah hampir saja tenggelam di kegelapan lautan Syi’ah dan kesesatan Bathiniyyah.
Betapa kita sangat membutuhkan tekad yang dimiliki oleh Shalahuddin al-Ayyubi. Tekad yang telah menjadikan Sultan yang agung ini meninggalkan kemewahan hidup para raja, dan justru memilih kehidupan di bawah kemah yang terombang-ambing ditiup angin di tengah gurun sahara.
Seluruh hidupnya dia habiskan di bawah terpaan terik dan keringnya gurun pasir di musim panas serta dinginnya angin yang bertiup dan salju yang turun di musim dingin… Ia bersama para mujahidin.
Betapa indah penuturan seorang sejarawan, Ibnu Syidad tentangnya, “Kecintaan dan rindu dendamnya terhadap jihad telah meluapi hati dan seluruh persendiannya. Semua pembicaraannya tentang jihad. Semua kajiannya tentang perlengkapan jihad. Semua perhatiannya tentang pasukan tempur. Semua kecenderungannya terhadap orang-orang yang mengingatkan dan mendorong kepada jihad. Demi cintanya kepada jihad fi sabilillah, ia telah meninggalkan keluarga, anak-anaknya, kampungnya, tempat tinggalnya, dan seluruh negerinya dan rela memilih hidup di bawah kemah yang bergoyang ke kanan dan ke kiri dihembus angin.”
Jikalau bukan karena Allah menganugerahkan tekad Shalahuddin al-Ayyubi kepada ummat ini, niscaya dien ummat ini dan juga buminya akan sama rata, tidak tersisa tempat untuk hidup baginya.
BAGAIMANA MUNGKIN ISLAM AKAN TEGAK dan kembali mendapatkan kemuliaan dan ‘izzahnya tanpa tekad baja seperti tekad ‘Umar bin ‘Abdul‘aziz, yang lewat tangan ‘Umar Allah memperbaharui kondisi ummat dalam waktu dua setengah tahun saja; sampai-sampai dikatakan bahwa seekor serigala pun berdamai dengan seekor kambing pada masanya! Ini bukanlah suatu hal yang aneh atau asing kecuali bagi orang-orang yang ilmunya tentang Allah dan sunnah-Nya terhadap wali-wali-Nya hanya sedikit.
Betapa Islam sangat membutuhkan tekad semacam tekad ‘Umar bin ‘Abdul‘aziz yang pernah dikirimi surat ‘protes’ oleh salah seorang pegawainya. Isi surat itu, “Sesungguhnya reformasi keuangan yang dilakukan oleh khalifah dan penghapusan jizyah dari orang-orang Barbar yang masuk Islam pasti akan mengakibatkan defisit pada kas negara.”
Maka ‘Umar pun membalasnya sebagai berikut, “Demi Allah, aku benar-benar menginginkan andai semua orang masuk Islam, lalu aku dan kamu ke sawah, membajak, dan makan dari hasil jerih payah tangan kita.”
Pada kesempatan lain ‘Umar berkata, “Sesungguhnya Allah mengutus Muhammad sebagai pembawa petunjuk, bukan penarik pajak.!!!”
Sehubungan dengan urgensi tekad inilah Rasulullah memohon kepada Rabb-nya, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam melaksanakan perintah dan tekad yang utuh untuk memberi petunjuk.”
Ini adalah pengajaran bagi kita, pendidikan bagi ummat Islam pada umumnya, dan bagi para aktivis pada khususnya. Untuk itu, hendaknya kita banyak-banyak memanjatkan doa yang agung ini disertai dengan memenuhi faktor-faktor pendukungnya.
Dien yang agung ini hanya akan tegak di pundak orang-orang yang agung pula. Tanggung jawab besar yang sempat dienggani oleh langit dan bumi, pasti hanya akan dipikul oleh ahlinya, rijalnya.
BAGAIMANA MUNGKIN ISLAM AKAN TEGAK tanpa ‘azam seteguh ‘azam Anas bin Nadlar yang pernah berkata, “Sekiranya Allah memberi kesempatan kepadaku untuk memerangi orang-orang musyrik, niscaya Dia akan melihat apa yang aku lakukan.”
Lalu ia mengikuti perang uhud, berperang, dan gugur di sana. Pada tubuhnya didapati lebih dari 80 luka bekas anak panah, pedang, dan tombak. Tubuhnya terkoyak tak terkenali lagi. Hanya saudara perempuannya yang mengenalinya, dari jari-jemarinya.
BAGAIMANA MUNGKIN ISLAM AKAN TEGAK dan kembali jaya dan mulia tanpa ‘azam sekokoh ‘azam Abu Bakar ash-Shiddiq saat terjadi gerakan murtad massal. Saat itu, ia yang telah lanjut usia dan sangat gampang menangis, dengan ketegaran batu karang berkata, “Demi Allah, aku akan memerangi siapa pun yang memisahkan antara shalat dan zakat. Sesungguhnya zakat adalah hak harta. Demi Allah sekiranya mereka tidak membayarkan satu iqal yang mereka bayarkan kepada Rasulullah niscaya aku akan benar-benar memerangi mereka karenanya.”
Ia juga berkata, “Demi Allah yang tiada Ilah yang haq selain Dia, kalaupun anjing-anjing menyeret kaki istri-istri Rasulullah saw, aku tidak akan menarik mundur pasukan yang telah diberangkatkan oleh Rasulullah dan aku pun tidak akan melipat panji yang telah dikibarkan oleh Rasulullah ”
BAGAIMANA MUNGKIN ISLAM AKAN TEGAK dan kembali mendapatkan kemuliaan dan ‘izzahnya tanpa tekad baja seperti tekad Mush’ab bin ‘Umair. Tekad yang membuatnya meninggalkan kehidupan masa muda, masa hura-hura , menuju kehidupan yang keras, fakir, dan bersahaja. Tekad yang telah menjadikan Mush’ab sebagai pintu masuk Islamnya kebanyakan penduduk Madinah.
Bahkan Anda akan merasakan bahwa Mush’ab adalah seorang pemilik tekad, sampai di saat kematiannya! Ia yang memegang panji dalam perang Uhud, tangan kanannya terputus, sehingga ia memegangnya dengan tangan kiri. Tangan kirinya pun terputus, maka ia memegang panji dengan kedua lengannya. Dalam keadaan seperti itu, Ibnu Qum’ah ~yang terlaknat~ menyabetkan pedangnya, dan Mush’ab pun gugur, semoga Allah merahmatinya. Bahkan lagi, mungkin Anda akan merasakan betapa tekad Mush’ab melekat erat padanya. Mush’ab, seorang pemuda perlente … para sahabat tidak mendapati kain yang cukup untuk mengkafaninya selain secarik kain, jika bagian atasnya ditutup akan tampaklah kakinya, dan jika kakinya yang ditutup akan tampaklah kepalanya! Maka Rasulullah saw memerintahkan mereka supaya menutup bagian kepalanya, dan menutupi kedua kakinya dengan rumput idzkhir.
BAGAIMANA MUNGKIN ISLAM AKAN TEGAK dan kembali mendapatkan kemuliaan dan ‘izzahnya tanpa tekad baja seperti tekad Shalahuddin al-Ayyubi. Tekad yang telah memporak-porandakan pasukan salib di Hithin dan mengembalikan ummat Islam kepada aqidah yang benar… setelah hampir saja tenggelam di kegelapan lautan Syi’ah dan kesesatan Bathiniyyah.
Betapa kita sangat membutuhkan tekad yang dimiliki oleh Shalahuddin al-Ayyubi. Tekad yang telah menjadikan Sultan yang agung ini meninggalkan kemewahan hidup para raja, dan justru memilih kehidupan di bawah kemah yang terombang-ambing ditiup angin di tengah gurun sahara.
Seluruh hidupnya dia habiskan di bawah terpaan terik dan keringnya gurun pasir di musim panas serta dinginnya angin yang bertiup dan salju yang turun di musim dingin… Ia bersama para mujahidin.
Betapa indah penuturan seorang sejarawan, Ibnu Syidad tentangnya, “Kecintaan dan rindu dendamnya terhadap jihad telah meluapi hati dan seluruh persendiannya. Semua pembicaraannya tentang jihad. Semua kajiannya tentang perlengkapan jihad. Semua perhatiannya tentang pasukan tempur. Semua kecenderungannya terhadap orang-orang yang mengingatkan dan mendorong kepada jihad. Demi cintanya kepada jihad fi sabilillah, ia telah meninggalkan keluarga, anak-anaknya, kampungnya, tempat tinggalnya, dan seluruh negerinya dan rela memilih hidup di bawah kemah yang bergoyang ke kanan dan ke kiri dihembus angin.”
Jikalau bukan karena Allah menganugerahkan tekad Shalahuddin al-Ayyubi kepada ummat ini, niscaya dien ummat ini dan juga buminya akan sama rata, tidak tersisa tempat untuk hidup baginya.
BAGAIMANA MUNGKIN ISLAM AKAN TEGAK dan kembali mendapatkan kemuliaan dan ‘izzahnya tanpa tekad baja seperti tekad ‘Umar bin ‘Abdul‘aziz, yang lewat tangan ‘Umar Allah memperbaharui kondisi ummat dalam waktu dua setengah tahun saja; sampai-sampai dikatakan bahwa seekor serigala pun berdamai dengan seekor kambing pada masanya! Ini bukanlah suatu hal yang aneh atau asing kecuali bagi orang-orang yang ilmunya tentang Allah dan sunnah-Nya terhadap wali-wali-Nya hanya sedikit.
Betapa Islam sangat membutuhkan tekad semacam tekad ‘Umar bin ‘Abdul‘aziz yang pernah dikirimi surat ‘protes’ oleh salah seorang pegawainya. Isi surat itu, “Sesungguhnya reformasi keuangan yang dilakukan oleh khalifah dan penghapusan jizyah dari orang-orang Barbar yang masuk Islam pasti akan mengakibatkan defisit pada kas negara.”
Maka ‘Umar pun membalasnya sebagai berikut, “Demi Allah, aku benar-benar menginginkan andai semua orang masuk Islam, lalu aku dan kamu ke sawah, membajak, dan makan dari hasil jerih payah tangan kita.”
Pada kesempatan lain ‘Umar berkata, “Sesungguhnya Allah mengutus Muhammad sebagai pembawa petunjuk, bukan penarik pajak.!!!”
Sehubungan dengan urgensi tekad inilah Rasulullah memohon kepada Rabb-nya, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam melaksanakan perintah dan tekad yang utuh untuk memberi petunjuk.”
Ini adalah pengajaran bagi kita, pendidikan bagi ummat Islam pada umumnya, dan bagi para aktivis pada khususnya. Untuk itu, hendaknya kita banyak-banyak memanjatkan doa yang agung ini disertai dengan memenuhi faktor-faktor pendukungnya.